Peran Al-Azhar Mesir dalam Pendidikan Islam Dunia

Qumedia - Di tengah gemuruh peradaban yang terus berputar, cahaya keilmuan Islam tetap terpancar, membimbing umat menuju jalan yang lurus. Salah satu menara mercusuar yang tak pernah padam sinarnya adalah Al-Azhar, Mesir. Lebih dari seribu tahun lamanya, Al-Azhar berdiri kokoh, bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai penjaga khazanah intelektual dan spiritual Islam, serta pembentuk para ulama yang berdedikasi untuk menyebarkan risalah kebenaran.
Al-Azhar, yang didirikan pada tahun 970 Masehi oleh Dinasti Fatimiyah, awalnya berfungsi sebagai masjid. Seiring waktu, ia berkembang menjadi pusat pembelajaran terkemuka, menarik para penuntut ilmu dari seluruh penjuru dunia. Dari Andalusia hingga Nusantara, para pelajar berbondong-bondong menimba ilmu di Al-Azhar, mempelajari berbagai disiplin ilmu, mulai dari Al-Qur'an dan Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, hingga Bahasa Arab, Logika, dan Filsafat.
Peran Al-Azhar dalam pendidikan Islam dunia tidak hanya terletak pada penyediaan materi pelajaran yang komprehensif, tetapi juga pada penanaman nilai-nilai Islam yang luhur. Para mahasiswa Al-Azhar dididik untuk menjadi ulama yang mutawadhi’ (rendah hati), wara’ (menjaga diri dari perbuatan dosa), dan amanah (terpercaya). Mereka diajarkan untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah, serta menjunjung tinggi adab (etika) dalam berinteraksi dengan sesama.
Salah satu ciri khas Al-Azhar adalah penekanan pada tafaqquh fiddin , yaitu pemahaman mendalam tentang agama Islam. Proses pembelajaran di Al-Azhar tidak hanya menekankan pada hafalan, tetapi juga pada pemahaman konsep-konsep agama secara mendalam, sehingga para lulusan Al-Azhar mampu memberikan solusi yang tepat dan bijaksana terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi umat Islam di seluruh dunia.
Al-Qur'an sendiri menyerukan kita untuk senantiasa menuntut ilmu dan memahami agama dengan baik. Allah SWT berfirman:
فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya: "Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepada mereka, supaya mereka itu dapat menjaga diri(nya)." (QS. At-Taubah: 122)
Hadits Nabi Muhammad SAW juga menegaskan pentingnya menuntut ilmu:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Al-Azhar terus berupaya untuk mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Selain program studi tradisional, Al-Azhar juga menawarkan program studi modern, seperti ekonomi Islam, perbankan syariah, dan ilmu komunikasi Islam. Hal ini dilakukan agar para lulusan Al-Azhar dapat berkontribusi secara optimal dalam pembangunan masyarakat di berbagai bidang.
Dewasa ini, Al-Azhar tetap menjadi rujukan utama bagi umat Islam di seluruh dunia dalam berbagai masalah keagamaan. Fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga fatwa Al-Azhar senantiasa menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Al-Azhar juga aktif terlibat dalam dialog antaragama dan peradaban, serta dalam upaya mempromosikan perdamaian dan toleransi di seluruh dunia.
Dengan sejarahnya yang panjang dan peranannya yang vital, Al-Azhar terus menjadi pilar penting dalam pendidikan Islam dunia. Ia adalah simbol kejayaan intelektual Islam, penjaga khazanah ilmu pengetahuan, dan pembentuk para ulama yang berdedikasi untuk menyebarkan risalah Islam yang rahmatan lil alamin.
Wallahu A'lam
Reference:
- Al-Azhar: Its History and Role
- Dr. Abd al-Halim Mahmud, Former Grand Sheikh of Al-Azhar
- Sejarah dan Perkembangan Al-Azhar
- Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq