TERBARU

Kiprah Salahuddin Al-Ayyubi dalam Membebaskan Al-Quds

Kiprah Salahuddin Al-Ayyubi dalam Membebaskan Al-Quds

Di ufuk senja Yerusalem, kota suci tiga agama, terukir kisah kepahlawanan seorang pemimpin yang bukan hanya seorang jenderal, tetapi juga seorang ulama, negarawan, dan pejuang sejati. Salahuddin Al-Ayyubi, namanya harum mewangi dalam lembaran sejarah Islam, khususnya karena kiprahnya yang gemilang dalam membebaskan Al-Quds, atau Yerusalem, dari cengkeraman pasukan Salib. Pembebasan Al-Quds bukan sekadar kemenangan militer, namun sebuah manifestasi iman, keadilan, dan persatuan umat Islam.

Peristiwa ini menjadi tonggak penting, mengembalikan kehormatan Islam dan memberikan teladan tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin bertindak dengan kebijaksanaan, keberanian, dan kasih sayang. Salahuddin Al-Ayyubi, yang juga dikenal dengan nama Saladin di dunia Barat, memimpin pasukannya dengan strategi yang cermat, namun yang lebih penting, ia mempersiapkan diri dan pasukannya dengan bekal spiritual yang kuat. Ia memahami bahwa kemenangan sejati hanya dapat diraih dengan pertolongan Allah SWT.

Qumedia - Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami beberapa istilah kunci. Al-Quds merujuk pada Yerusalem, kota yang sangat dimuliakan dalam Islam karena di sanalah terdapat Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam. Perang Salib adalah serangkaian perang yang dilancarkan oleh bangsa Eropa Kristen untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan umat Islam.

Salahuddin Al-Ayyubi, dengan nama lengkap Yusuf bin Ayyub bin Syadi Al-Ayyubi, lahir di Tikrit (Irak) pada tahun 1137 M. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga Kurdi yang saleh dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Sejak muda, ia telah menunjukkan kecerdasan dan keberanian yang luar biasa. Beliau mempelajari ilmu agama, strategi perang, dan sastra Arab.

Salah satu kunci keberhasilan Salahuddin Al-Ayyubi dalam membebaskan Al-Quds adalah kemampuannya menyatukan umat Islam yang pada saat itu tengah terpecah belah. Ia menyadari bahwa perpecahan adalah pangkal kekalahan. Oleh karena itu, ia berusaha keras untuk menjalin persatuan dan kesatuan di antara para pemimpin dan rakyat Muslim. Tindakan ini selaras dengan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..." (QS. Ali Imran: 103).

Kemenangan Salahuddin Al-Ayyubi dalam Pertempuran Hittin pada tahun 1187 M menjadi momentum penting dalam upaya pembebasan Al-Quds. Kemenangan ini membuka jalan bagi pasukannya untuk mengepung Yerusalem. Setelah pengepungan yang berlangsung selama beberapa hari, akhirnya kota suci tersebut menyerah kepada pasukan Muslim. Salahuddin Al-Ayyubi memasuki Yerusalem dengan penuh khidmat dan memerintahkan untuk mengembalikan kota tersebut ke dalam keadaan yang lebih baik.

Salah satu aspek yang paling mengagumkan dari kepemimpinan Salahuddin Al-Ayyubi adalah sikapnya yang adil dan toleran terhadap penduduk Yerusalem yang beragama Kristen dan Yahudi. Ia tidak melakukan balas dendam atau kekerasan, sebagaimana yang dilakukan oleh pasukan Salib ketika merebut Yerusalem sebelumnya. Ia menjamin keselamatan dan kebebasan beragama bagi seluruh penduduk kota. Sikap ini mencerminkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keadilan dan kasih sayang, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ

"Agama itu adalah nasihat." (HR. Muslim)

Nasihat dalam hal ini mencakup kejujuran, ketulusan, dan kebaikan terhadap sesama, termasuk terhadap mereka yang berbeda keyakinan.

Setelah membebaskan Al-Quds, Salahuddin Al-Ayyubi terus berjuang untuk mempertahankan wilayah-wilayah Islam dari serangan pasukan Salib. Ia wafat pada tahun 1193 M di Damaskus, Suriah. Jenazahnya dimakamkan di sana, dan makamnya hingga kini menjadi tempat yang dikunjungi oleh banyak peziarah.

Kisah kepahlawanan Salahuddin Al-Ayyubi dalam membebaskan Al-Quds adalah pelajaran berharga bagi umat Islam di seluruh dunia. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan, keadilan, keberanian, dan kasih sayang. Ia juga mengingatkan kita bahwa kemenangan sejati hanya dapat diraih dengan pertolongan Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Wallahu A'lam.

Qumedia

Reference:

  • Sirat Salahuddin Al-Ayyubi
  • Al-Kamil fit-Tarikh

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment