Jejak Peradaban Islam di Afrika Utara dan Sub Sahara

Di tengah gurun yang membentang luas dan savana yang menghijau, terukir jejak langkah peradaban Islam yang gemilang di benua Afrika. Bukan hanya di wilayah Afrika Utara yang berbatasan dengan dunia Arab, tetapi juga merambah jauh ke jantung Sub-Sahara, membawa cahaya ilmu pengetahuan, nilai-nilai luhur, dan kemajuan sosial. Kisah ini adalah tentang bagaimana Islam tidak hanya menjadi agama, tetapi juga fondasi peradaban yang membentuk identitas dan warisan budaya bagi jutaan manusia.
Peran ulama dan sufi dalam menyebarkan Islam di Afrika Utara dan Sub-Sahara tidak dapat dipandang sebelah mata. Mereka bukan hanya da’i yang berkhotbah, tetapi juga pendidik yang mendirikan madrasah dan universitas, seperti Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko, salah satu universitas tertua di dunia yang masih beroperasi hingga kini. Lembaga-lembaga ini menjadi pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan lainnya, menarik pelajar dari berbagai penjuru Afrika dan dunia Islam.
Di wilayah Sub-Sahara, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti Kerajaan Ghana, Mali, dan Songhai menjadi bukti nyata pengaruh Islam. Kerajaan-kerajaan ini tidak hanya menerapkan hukum-hukum Islam, tetapi juga mengembangkan sistem pemerintahan yang adil dan makmur. Timbuktu, pada masa kejayaan Kerajaan Mali, menjadi pusat intelektual yang termasyhur, dengan perpustakaan-perpustakaan yang menyimpan ribuan manuskrip berharga.
Penyebaran Islam juga membawa dampak positif dalam bidang perdagangan. Islam mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam berbisnis, yang meningkatkan kepercayaan dan memperlancar arus perdagangan antara Afrika dan wilayah-wilayah lain di dunia. Suku-suku yang sebelumnya sering berselisih mulai bersatu di bawah bendera Islam, menciptakan stabilitas dan kemakmuran.
Namun, perjalanan peradaban Islam di Afrika tidak selalu mulus. Tantangan internal, seperti perebutan kekuasaan dan konflik antar suku, serta tantangan eksternal, seperti penjajahan Eropa, sempat menghambat kemajuan. Meskipun demikian, jejak peradaban Islam tetap membekas kuat dalam budaya, bahasa, seni, dan arsitektur Afrika.
Sebagai contoh, arsitektur masjid-masjid di Afrika Barat, dengan ciri khas bangunan dari lumpur dan kayu, mencerminkan perpaduan antara tradisi lokal dan pengaruh Islam. Seni kaligrafi Arab juga menjadi bagian integral dari dekorasi masjid dan bangunan-bangunan penting lainnya. Lebih dari itu, Islam menginspirasi lahirnya karya-karya sastra dan puisi yang indah, yang mencerminkan nilai-nilai spiritual dan moral.
Qumedia - Al-Qur’an mengingatkan kita tentang pentingnya merenungkan sejarah dan mengambil pelajaran darinya.
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: "Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir." (QS. Al-A'raf: 176)
Hadits Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan menyebarkannya.
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Kisah peradaban Islam di Afrika Utara dan Sub-Sahara adalah kisah tentang bagaimana Islam mampu beradaptasi dengan budaya lokal, memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sosial dan intelektual, dan meninggalkan warisan yang abadi. Memahami kisah ini membantu kita menghargai keragaman peradaban Islam dan mengambil inspirasi dari nilai-nilai luhur yang diajarkannya.
Reference:
- The History of Islam in Africa
- Nehemia Levtzion and Randall Pouwels
- Africa Since 1935: A Concise History
- Robert J. Mundt
Wallahu A'lam