Peran Ali bin Abi Thalib dalam Stabilitas Umat Islam

Qumedia - Di tengah badai fitnah dan perpecahan yang kerap menerpa umat Islam pasca wafatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tampil sosok Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu sebagai penyejuk kalbu dan penegak keadilan. Kepribadiannya yang luhur, keilmuannya yang mendalam, serta keteguhannya dalam memegang prinsip kebenaran, menjadi pilar kokoh yang menjaga stabilitas umat di masa-masa sulit. Lebih dari sekadar menantu dan sepupu Nabi, Ali adalah representasi ideal seorang pemimpin yang zuhud, berani, dan bijaksana.
Peran sentral Ali bin Abi Thalib dalam menjaga stabilitas umat Islam tidak bisa dilepaskan dari kedekatannya dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sejak kecil, Ali dididik langsung oleh Nabi, sehingga mewarisi akhlak mulia dan pemahaman mendalam tentang ajaran Islam. Kecintaan Ali kepada Rasulullah begitu besar, tercermin dalam kesediaannya menggantikan Nabi di tempat tidur saat peristiwa hijrah. Pengorbanan ini menunjukkan loyalitas dan keberanian Ali dalam membela agama Allah.
Keilmuan Ali bin Abi Thalib yang mendalam diakui oleh seluruh sahabat. Ia dijuluki sebagai "Babul Ilmi" atau "Pintu Ilmu" oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam:
Ø£َÙ†َا Ù…َدِينَØ©ُ الْعِÙ„ْÙ…ِ ÙˆَعَÙ„ِÙŠٌّ بَابُÙ‡َا
Artinya: “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya.” (HR. Tirmidzi)
Kutipan ini menegaskan betapa pentingnya peran Ali sebagai sumber pengetahuan dan kebijaksanaan bagi umat Islam. Fatwa-fatwa dan keputusan-keputusannya senantiasa menjadi rujukan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan agama dan sosial. Keberadaannya menjadi oase bagi umat yang kehausan akan ilmu dan petunjuk.
Setelah terpilih menjadi khalifah, Ali bin Abi Thalib menghadapi tantangan berat, terutama pemberontakan dari pihak-pihak yang tidak puas dengan kepemimpinannya. Namun, Ali tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dan berusaha menyelesaikan konflik dengan cara damai. Meskipun peperangan seperti Perang Jamal dan Perang Shiffin tidak terhindarkan, Ali senantiasa mengutamakan keselamatan umat dan menghindari pertumpahan darah yang lebih besar. Ia senantiasa menyerukan perdamaian dan persatuan, meskipun harus menghadapi penentangan dan fitnah.
Keadilan merupakan prinsip utama yang dipegang teguh oleh Ali bin Abi Thalib. Ia tidak membeda-bedakan antara kaum muslimin, baik yang mendukungnya maupun yang menentangnya. Ia selalu berusaha menegakkan hukum Allah secara adil dan merata. Ketegasannya dalam menegakkan keadilan inilah yang membuat kepemimpinannya dihormati dan disegani, meskipun juga menimbulkan kontroversi di kalangan sebagian orang.
Kisah tentang Ali yang menghukum seorang pejabatnya karena melakukan kesalahan, meskipun pejabat tersebut adalah kerabatnya sendiri, adalah bukti nyata dari komitmennya terhadap keadilan. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُونُوا Ù‚َÙˆَّامِينَ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ Ø´ُÙ‡َدَاءَ بِالْÙ‚ِسْØ·ِ ۖ ÙˆَÙ„َا ÙŠَجْرِÙ…َÙ†َّÙƒُÙ…ْ Ø´َÙ†َآنُ Ù‚َÙˆْÙ…ٍ عَÙ„َÙ‰ٰ Ø£َÙ„َّا تَعْدِÙ„ُوا ۚ اعْدِÙ„ُوا Ù‡ُÙˆَ Ø£َÙ‚ْرَبُ Ù„ِلتَّÙ‚ْÙˆَÙ‰ٰ ۖ ÙˆَاتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ ۚ Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ Ø®َبِيرٌ بِÙ…َا تَعْÙ…َÙ„ُونَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah: 8)
Keteladanan Ali bin Abi Thalib dalam memegang teguh prinsip keadilan, ilmu, dan keberanian, tetap relevan hingga saat ini. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, umat Islam membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki integritas moral dan kemampuan intelektual yang tinggi, sebagaimana yang dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu.
Wallahu A'lam
Reference:
- Tarikh at-Tabari
- Nahjul Balagha
- Al-Bidayah wan Nihayah