Khalifah Utsman bin Affan dan Mushaf Al-Qur’an Standar

Di tengah hiruk pikuk dunia yang terus berputar, seringkali kita lupa menengok ke belakang, kepada para pahlawan Islam yang telah mewariskan cahaya petunjuk. Salah satunya adalah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu , seorang sahabat Rasulullah ﷺ yang memiliki peran sentral dalam sejarah pembukuan Al-Qur’an. Beliau bukan hanya seorang dermawan yang kaya raya, namun juga seorang pemimpin visioner yang memahami betul pentingnya menjaga kemurnian wahyu Ilahi.

Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu diangkat menjadi Khalifah ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhuma . Masa kepemimpinannya ditandai dengan perluasan wilayah Islam yang pesat. Seiring dengan itu, muncul pula kekhawatiran akan perbedaan bacaan Al-Qur’an di berbagai wilayah. Perbedaan ini, meski pada dasarnya tidak mengubah makna, berpotensi menimbulkan perselisihan dan bahkan perpecahan di kalangan umat Islam.

Qumedia - Melihat potensi bahaya ini, Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu mengambil inisiatif mulia untuk membakukan bacaan Al-Qur’an. Beliau membentuk sebuah tim yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu , seorang sahabat yang dikenal sebagai penulis wahyu pada masa Rasulullah ﷺ. Tim ini bertugas menyusun mushaf standar berdasarkan lembaran-lembaran Al-Qur’an yang telah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu .

Proses penyusunan mushaf standar ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Setiap ayat diverifikasi dengan cermat berdasarkan hafalan para sahabat yang masih hidup dan catatan-catatan yang ada. Tujuan utama dari upaya ini adalah untuk menyatukan umat Islam dalam satu bacaan Al-Qur’an yang seragam, sehingga terhindar dari perselisihan dan perpecahan.

Mushaf yang dihasilkan dari upaya Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu inilah yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Utsmani. Setelah selesai disusun, mushaf ini diperbanyak dan dikirim ke berbagai wilayah Islam. Mushaf-mushaf lain yang berbeda bacaan kemudian diperintahkan untuk dimusnahkan demi menjaga kemurnian dan kesatuan bacaan Al-Qur’an.

Tindakan Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu ini merupakan salah satu jasa terbesar beliau bagi umat Islam. Dengan membakukan bacaan Al-Qur’an, beliau telah menjaga warisan berharga ini dari perubahan dan distorsi. Mushaf Utsmani yang kita baca dan pelajari hingga saat ini adalah bukti nyata dari ketelitian dan kehati-hatian beliau dalam menjaga kemurnian firman Allah.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

Yang artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9)

Ayat ini menjadi penguat bagi kita bahwa Allah SWT sendiri yang menjamin terjaganya kemurnian Al-Qur'an. Upaya Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu adalah salah satu bentuk penjagaan Allah SWT terhadap kitab suci-Nya.

Selain itu, Rasulullah ﷺ juga bersabda:

Yang artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Hadits ini menegaskan pentingnya kita untuk senantiasa mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Dengan mempelajari Al-Qur’an, kita akan semakin memahami ajaran Islam yang luhur dan mulia.

Istilah-istilah penting yang perlu dipahami dalam konteks ini adalah:

Mushaf: Kumpulan lembaran-lembaran yang berisi tulisan Al-Qur’an yang dibukukan. Mushaf Utsmani: Mushaf standar Al-Qur’an yang disusun pada masa Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu . Riwayat: Sanad atau jalur periwayatan bacaan Al-Qur’an.

Kisah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu dan pembukuan Mushaf Al-Qur’an Standar adalah pelajaran berharga bagi kita semua. Beliau mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam, serta pentingnya persatuan dan kesatuan umat dalam berpegang teguh pada Al-Qur’an. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk mengikuti jejak langkah beliau dalam menjaga dan mengamalkan ajaran Islam.

Qumedia

Wallahu A'lam